Rabu, 20 Juni 2012

“Gamelan Jawa, Kesenian Kuno yang Masih Diterima di Masa Modern”



Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar.
Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa kesenian serta berhubungan erat dengan perkembangan religi yang dianutnya. Pada masyarakat jawa gamelan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Secara historis, sarjana J.L.A. Brandes (1889) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan. Menurut sejarahnya, gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang. Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam perkembangannya juga mengalami perubahan-perubahan.

Perkembangan Gamelan Jawa
Pada mulanya, gamelan pertama kali diperkenalkan oleh Wali songo untuk membantu menyebarkan agama islam di nusantara khususnya pulau jawa. Para wali tersebut menggunakan gamelan sebagai daya tarik agar masyarakat mau masuk islam dan datang kemasjid untuk melakukan ibadah. Dengan semakin berkembanya kerajaan demak, maka mendorong kerajaan demak untuk lebih menyempurnakan gamelan yang digukan sebagai sarana penyebaran agama islam, sehingga dengan gamelan tersebut agama islam dapat lebih menyerap lagi kedalam hati sanubari rakyat. Selain itu gamelan juga digunakan oleh kerajaan demak untuk menyelenggarakan upacara sekaten untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad Saw, yang dimana gemelan merupakan komponen utama dalam terselenggaranya upacara Sekaten tersebut. Dalam upacara sekaten gamelan yang dipakai adalah gamelan tua yang diberi nama kyai sekati, yang terdiri dari dua rancak/perangkat. Dan Gamelan sekaten ini hanya memiliki beberapa instrumen. Masing-masing istrumen tersebut dibuat serba tebal karena gamelan ini selalu dibunyikan keras-keras, agar bisa menarik perhatian warga untuk datang meramaikan upacara sekaten tersebut. Namun sekarang Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira terdapat 72 alat dan dapat dimainkan oleh niyaga (penabuh) dengan disertai 10 – 15 pesinden dan atau gerong. Susunannya terutama terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan yang terbuat dari logam seperti Bonang, Demung, Saron, Peking, Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter, Suling, Kempul.[4]
Dahulu pemilikan gamelan Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini, siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan termasuk gamelan-gamelan pusaka. Bahkan gamelan saat ini tidak hanya digunakan untuk upacara-upacara kekeratonan saja. Gamelan saat ini sudah tumbuh menjadi suatu kesenian yang mengiringi kesenian lain, seperti wayang, ketroprak, ludruk dan kesenian-kesenian jawa lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa unsur-unsur modern sudah masuk kedalam kesenian gamelan yang mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan ciri di dalam kesenian gamelan, seperti pada saat ini kesenian gamelan tidak hanya di isi oleh alat-alat musik tradisional seperti gong, saron dan lain-lain, tetapi juga di isi dengan alat-alat musik modern seperti gitar, bass dan drum yang memungkinkan kesenian gamelan tidak hanya memainkan tembang-tembang jawa saja, tetapi juga sudah mulai bisa memaikan musik-musik yang jauh berbeda alirannya dengan temabang jawa misalnya Musik POP, Dangdut atau bahkan Jazz dan Rock. Contoh-contoh kesenian-kesenian gamelan Modren sangat mudah kita dapatkan, bahkan bisa kita lihat sehari-hari diacara Opera Van Java yang setiap malam selalu tanya di televisi.   
Pada masa kini selain diakui didalam negeri, kesenian gamelan jawa ini juga sudah mengundang perhatian dunia, dengan mendapat tanggapan-tanggapan yang luar biasa di dunia internasional. Saat ini telah banyak diadakan pentas seni gamelan di berbagai negara Eropa dan memperoleh tanggapan yang sangat bagus dari masyarakat di sana. Bahkan sekolah-sekolah di beberapa negara seperti New Zealand, Singapura, Amerika Serikat dan Jepang gamelan jawa sudah menjadi kurikulum, baik itu kurikulum tetap maupun hanya kurikulum tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya minat warga negara asing untuk mendalami seni budaya Indonesia khususnya gamelan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar